Jumat, 13 November 2015

FLORA & FAUNA

Flora dan Fauna
Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia Indonesia sangat kaya dengan keragaman flora dan fauna. Keanekaragaman hayati Indonesia bahkan termasuk 3 (tiga) besar dunia bersama dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika. Jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8 ribu spesies yang sudah teridentifikasi dan jumlah spesies hewan mencapai 2.215 spesies pada tahun 1999 (Data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan). Spesies hewan di Indonesia terdiri atas 1.519 burung, 515 mamalia, 60 reptil, dan 121 kupu-kupu. Besar dan beragamnya keanekaragaman hayati di Indonesia sangat berkaitan erat dengan kondisi iklim dan kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yang besar membuat tumbuhnya beragam jenis tumbuhan. Hal itu terjadi disebabkan karena tumbuhan memerlukan air serta suhu yang sesuai. Makin banyak air yang tersedia, maka makin banyak pula tumbuhan yang dapat tumbuh dan karena itu makin banyak pula hewan yang dapat hidup di daerah tersebut. Bukti dari pernyataan tersebut di atas dapat kamu bandingkan antara daerah dengan curah hujan yang tinggi seperti Indonesia dibandingkan dengan daerah gurun yang curah hujannya sangat kecil. Keanekaragaman flora dan fauna Indonesia jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan keanekaragaman flora dan fauna daerah gurun.
a.       Persebaran Flora di Indonesia Flora di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu:
·         Indo-Malayan
·         Indo-Australian
Kelompok pertama meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok Indo-Malayan ini adalah Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan Bali. Kelompok kedua meliputi tumbuhan yang berada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan Indo-Australian ini adalah Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Perbandingan karakteristik flora yang terdapat di Indonesia Barat dan Indonesia Timur adalah sebagai berikut. Indonesia Barat Jenis meranti-merantian sangat banyak Terdapat berbagai jenis rotan Tidak terdapat hutan kayu putih Jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) sedikit  Jenis tumbuhan sagu sedikit Terdapat berbagai jenis nangka Indonesia Timur Jenis meranti-merantian hanya sedikit Tidak terdapat berbagai jenis rotan Terdapat hutan kayu putih Terdapat berbagai jenis tumbuhan matoa, khususnya di Papua Banyak terdapat tumbuhan sagu Tidak terdapat jenis nangka Berbagai jenis flora di Indonesia telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik sebagai bahan untuk membuat alat rumah tangga, bahan bangunan, bahan makanan, dan lain-lain. Sebagai contoh, rotan dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja, dan perabotan rumah tangga lainnya. Berbagai jenis kerajinan telah dihasilkan oleh masyarakat dengan memanfaatkan bahan dari rotan. Sentra penghasil produk kerajinan tersebut telah banyak berkembang di daerah-daerah tertentu, misalnya di Cirebon dan daerah-daerah lain di Pulau Jawa.
b.      Persebaran Fauna di Indonesia Menurut coraknya, fauna Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
·         fauna bagian barat
·         fauna bagian tengah
·         fauna bagian timur. 
Garis yang memisahkan fauna bagian Barat dan Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan fauna bagian Tengah dan Timur dinamakan Garis Weber. Fauna bagian barat memiliki ciri seperti halnya fauna Asia sehingga yang disebut tipe Asiatis (Asiatic). Fauna bagian timur memiliki ciri yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia yang disebut tipe Australis (Australic). Fauna bagian tengah merupakan fauna peralihan yang cirinya berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis. Fauna bagian tengah memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di wilayah lainnya di Indonesia. Fauna tipe ini disebut dengan fauna endemis. Wawasan : Alfred Russel Wallace (1823-1913) merupakan penjelajah dan ahli ilmu alam, geografi,antropologi, dan biologi yang membagi flora dan fauna di Indonesia dua bagian besar. Bagian pertama, yang terletak di bagian barat, memiliki ciri flora dan fauna yang mirip dengan flora dan fauna Asia. Bagian timur memiliki ciri flora dan fauna yang mirip dengan Australia. Garis yang memisahkan dua bagian flora dan fauna di Indonesia tersebut dikenal dengan nama garis Wallace.  Pembagian wilayah sebaran fauna di Indonesia 
(1)    Fauna Indonesia Bagian Barat Fauna Indonesia bagian Barat (tipe asiatis) mencakup wilayah Jawa, Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mamalia yang berukuran besar banyak ditemui di wilayah ini seperti gajah, badak bercula satu, banteng, macan, tapir, kerbau, rusa, orang utan, monyet, babi hutan, bekantan, dan lain-lain. Selain mamalia, di wilayah ini juga banyak ditemui reptil seperti ular,  kadal, tokek, buaya, tokek, biawak, bunglon, kura-kura, dan trenggiling. Berbagai jenis burung yang dapat ditemui di daerah ini diantaranya adalah burung hantu, elang, merak, gagak, jalak, kutilang, dan berbagai macam unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut dapat ditemui di wilayah ini. Pesut adalah ikan sejenis lumba-lumba di Sungai Mahakam. 
(2)    Fauna Indonesia Tengah atau Tipe Peralihan Fauna Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan (tipe Austral Asiatic). Wilayah fauna Indonesia Tengah disebut juga wilayah fauna kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Timor, Maluku, dan Nusa Tenggara serta sejumlah pulau kecil yang berada di sekitar pulau-pulau tersebut. Fauna yang menghuni wilayah ini antara lain babi rusa, anoa, kuda, sapi, monyet saba, beruang, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, tarsius, sapi, dan banteng. Selain itu juga terdapat amfibi, reptil, dan berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat di daerah ini di antaranya biawak, buaya, komodo, dan ular. Berbagai jenis burung yang terdapat di wilayah ini di antaranya maleo, mandar, raja udang, burung dewata, rangkong, dan kakatua nuri.
(3)    Fauna Indonesia Bagian Timur Fauna Indonesia bagian Timur (tipe australic) tersebar di wilayah Halmahera, Papua, dan Kepulauan Aru. Fauna pada daerah tersebut berupa mamalia antara lain beruang, kangguru, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, kangguru pohon, pemanjat berkantung (oposum layang), dan kelelawar. Di wilayah ini, tidak ditemukan kera. Di samping hewan-hewan mamalia tersebut, terdapat juga reptil seperti buaya, biawak, ular, kadal. Berbagai jenis burung yang ditemui di wilayah ini antara lain burung kasuari, cenderawasih, nuri, raja udang, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada di relatif sedikit. Pada masa Praaksara, keragaman dan persebaran Flora dan Fauna di Indonesia juga sudah tampak. Para arkeolog berhasil menemukan sejumlah fosil jenis tumbuhan Praaksara, antara lain pohon salam, pohon jeruk, dan pohon rasamala. Selain itu, ada tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan seperti jenis buah-buahan, umbi-umbian, dan sayuran. Tumbuh-tumbuhan tersebut tumbuh liar di hutan. Fosil-fosil hewan yang ditemukan para arkeolog pada umumnya merupakan hasil evolusi dari hewan-hewan masa sebelumnya. Pada zaman Praaksara, kondisi hewan pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan kondisi saat ini. Hewan-hewan masa itu antara lain kera, gajah, kerbau liar, kancil, babi rusa, monyet berekor, badak, banteng, hewan pemakan serangga, trenggiling, dan hewan pengerat. Sebagian dari hewan-hewan itu, beberapa diantaranya ada yang menjadi hewan buruan manusia Praaksara. Sebagian hewan punah karena ditangkap dan dimakan oleh manusia pada masa itu. Sebagian hewan lainnya masih hidup karena kemampuannya bertahan dari berbagai gangguan serta dapat beradaptasi menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Kita wajib menyukuri keragaman flora dan fauna di Indonesia dengan cara menjaga dan melestarikannya. Jika tidak, flora dan fauna tersebut tentu akan terancam punah. Bangsa Indonesia sendiri yang akan mengalami banyak kerugian karena flora dan fauna tersebut memiliki fungsi dan perannya masing-masing di alam. Di samping itu, manfaat bagi manusia pula yang akan hilang jika flora dan fauna tersebut punah. 
Contoh soal dan jawaban tentang Keragaman dan Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
1.       Sebutkan 3 (tiga) besar negara di dunia yang memiliki Keanekaragaman hayati ?
Indonesia (Asia), Brazil (Amerika Selatan) dan Zaire (Afrika) Berapa jumlah spesies tumbuhan di Indonesia yang sudah teridentifikasi ? Kurang lebih 8.000 spesies Sebutkan pengelompokan flora di Indonesia Indo-Malayan, Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok Indo-Malayan ini adalah Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan Bali Indo-Australian, Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan Indo-Australian ini adalah Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.
2.       Jelaskan perbandingan karakteristik flora yang terdapat di Indonesia Barat dan Indonesia Timur!
Jenis meranti-merantian di Indonesia Barat sangat banyak Indonesia Barat Terdapat berbagai jenis rotan sedangkan di Indonesia Timur hanya sedikit Indonesia Barat Tidak terdapat hutan kayu putih sedangkan di Indonesia Timur terdapat hutan kayu putih Jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) di Indonesia Barat sedikit sedangkan di Indonesia timur terdapat berbagai jenis tumbuhan matoa Jenis tumbuhan sagu di Indonesia Barat sedikit tapi banyak di Indonesia Timur Di Indonesia Barat Terdapat berbagai jenis nangka sedangkan di Indonesia Timur tidak ada. 
3.       Apa saja manfaat berbagai jenis flora yang ada di Indonesia ?
Flora dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik sebagai bahan untuk membuat alat rumah tangga, bahan bangunan, bahan makanan, dan lain-lain seperti rotan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja, dan perabotan rumah tangga lainnya. Sebutkan pembagian fauna Indonesia Menurut coraknya. (1) fauna bagian barat, (2) fauna bagian tengah, dan (3) fauna bagian timur. 
4.       Apa yang dimaksud dengan garis Wallace ?
Garis Wallace adalah garis yang memisahkan fauna bagian Barat dan Tengah. 
5.       Apa yang dimaksud dengan garis Weber ?
Garis Weber adalah garis yang memisahkan fauna bagian Tengah dan Timur Sebutkan cakupan Fauna Indonesia Bagian Barat Jawa, Sumatra, Bali, dan Kalimantan Sebutkan cakupan Fauna Indonesia Tengah atau Tipe Peralihan Sulawesi, Timor, Maluku, dan Nusa Tenggara Sebutkan cakupan Fauna Indonesia Bagian Timur Halmahera, Papua, dan Kepulauan Aru 
6.       Bagaimana cara kita mensyukuri keragaman flora dan fauna di Indonesia ?
Dengan cara menjaga dan melestarikannya agar tercegah dari kepunahan Keadaan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap flora dan fauna di Indonesia lebih jelas dapat disimak di artikel ini.

Selasa, 15 September 2015

Letak Geografis dan Letak Astronomis

LETAK GEOGRAFIS INDONESIA
Letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Menurut letak geografisnya, Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, dan berada di antara dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Berdasarkan letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan berada diantara dua samudra, mempunyai pengaruh yang besar terhadap keadaan alam maupun kehidupan penduduk, yaitu :
Pengaruh Letak Geografis Indonesia terhadap Keadaan Alam
Karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang merupakan pertemuan dua samudra besar (Samudra Pasifi dan Samudra Hindia) dan diapit daratan luas (Benua Asia dan Austraia), hal itu menyebabkan pengaruh terhadap kondisi alam.
Wilayah Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan, sehingga Indonesia banyak memperoleh pengaruh angin laut yang mendatangkan banyak hujan.
                Indonesia memiliki iklim musim, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson yang berhembus setiap 6 bulan sekali berganti arah. Hal ini yang menyebabkan di Indonesia dikenal adanya musim penghujan dan musim kemarau.
Pengaruh Letak Geografis terhadap Keadaan Penduduk
Karena Indonesia terletak pada posisi silang (cross position) yaitu antara dua benua dan dua samudra, maka berpengaruh bagi kehidupan bangsa Indonesia yaitu sebagai berikut :
    Indonesia terletak di antara negara-negara berkembang, sehingga memiliki banyak rekanan dan mitra kerja sama.
                  Indonesia banyak dipengaruhi kebudayaan asing, mulai dalam bidang seni, bahasa, peradaban maupun agama.
                   Menunjang perdagangan di Indonesia dan menambah sumber devisa negara karena berada dalam jalur lalu lintas perdagangan dan pelayaran yang cukup ramai.
Peta Indonesia

(sumber : wikipedia.org)
LETAK ASTRONOMIS INDONESIA
Letak astronomi adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6° LU - 11° LS dan antara 95° BT - 141° BT.
Wilayah Indonesia paling utara berada di Pulau Weh di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada pada 6° LU, untuk wilayah Indonesia paling berada di Pulau Roti di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS, untuk wilayah Indonesia paling barat adalah di ujung utara puau Sumatera yang berada pada 95° BT, serta untuk wilayah Indonesia paling timur berada di Kota Merauke yang berada pada 141° BT.
Garis Lintang
Garis lintang merupakan garis khayal pada peta atau globe yang sejajar dengan khatulistiwa. Garis khatulistiwa membeah bumi menjadi dua bagian, yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Garis khatulistiwa atau disebut sebagai garis equator atau garis lini adalah garis lintang 0°. Garis lintang ini dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari.
Berdasarkan letak lintangnya, wilayah Indonesia berada di antara 6° LU - 11° LS, hal ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
1.       Memiliki hutan hujan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
2.       Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.
3.       Memiliki curah hujan tinggi.
4.       Banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.
Garis Bujur
Garis bujur adalah garis khayal pada peta atau globe yang menghubungkan antara kutub utara dan kutub selatan bumi. Bumi dibagi menjadi 180° garis bujur (BT) dan 180° garis bujur barat (BB). Perhitungan garis bujur 0° ini dimulai dari Kota Greenwich dekat Kota London. Garis bujur dipergunakan untuk menentukan waktu suatu daerah dengan selisih garis bujur 15° berarti waktuya selisih 1 jam dengan pergeseran arah ke timur waktu maju, sedangkan ke arah barat waktu mundur.
Letak astronomi Indonesia yang berada di antara 95° BT - 141° BT membuat Indonesia memiliki tiga daerah waktu, yakni :
                 Daerah Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), yang meliputi : Kepulauan Maluku, Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT (Greenwich Mean Time).
                  Daerah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), yang meliputi : Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Waktu Indonesia bagian Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT (Greenwich Mean Time).
                Daerah Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), yang meliputi : Seluruh Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Waktu Indonesia bagian Barat memiliki selisih waktu 7 jam ebih awal dari GMT (Greenwich Mean Time).

Senin, 14 September 2015

Gerak Semu

GERAK SEMU

Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak sebenarnya (ilusi). Seperti, matahari selalu terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Gerakan seperti ini disebut gerak semu harian Matahari. Gerakan ini terjadi karena adanya rotasi Bumi. Bumi berotasi dengan arah gerakan dari barat ke timur. Akibatnya, Matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat.
 

Selasa, 01 September 2015

Angin Muson

ANGIN MUSON
Angin muson adalah angin yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara samudra dan benua.

Indonesia memiliki dua jenis angin muson yaitu angin muson timur di Indonesia dan angin muson barat di Indonesia. Angin muson adalah angin yang berhembus secara berkala atau lebih kurang selama tiga bulan, dimana setiap periode arah hembusannya akan berganti secara berlawanan setiap setengah tahun.Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.

Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan.

Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.

Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asia. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara.
 Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat. Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur.

Angin Muson Timur di Indonesia

       Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
Angin Muson Barat di Indonesia
    Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan maksimal pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/ss

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Muson